ketika pertapa yang menciptakan rumah.
kuilnya adalah hidupnya.
bergulat dalam penantian panjang.
diatas mayat yang berbaring kering dan membatu.
hiraukan senja yang melotot tajam
datangi sunyi yang mencekam.
hanya pertapa yang pahami...
gelap temaram.
dingin membunuh..
air kemunafikan...
kerikil jahanam.....
sebagai bait puisi dalam tidurnya.
Saturday, May 03, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment